Takdir (cerpen)



Takdir

Takdir?ada yang bilang takdir  itu suatu kekuasaan Tuhan yang yang berdalih dalam hidup manusia.apakah kau percaya takdir?mulanya aku memang tidak percaya dgn takdir karna bagiku hidup itu sepenuhnya kita yang mengatur dan merencanakan,sampai hadir seorang yang menyadarkanku bahwa takdir itu memang benar ada.

**

“perkenalkan nama ku arnetta kalian boleh memanggilku netta,aku pindahan dari cina,mohon bantuannya.”kataku sambil meembungkukkan badan.

“baik netta kau boleh duduk di di bangku yang kosong.”kata guru sambil menunjuk bangku pojok paling belakang yang hanya ada seorang pria.akupun berjalan menuju bangku tersebut.

“perkenalkan nama ku arr….ryan itukah kau?”kataku sambil memandang wajah pria itu.

“heii siapa kau?apakah kita pernah saling brtemu sebelumnya?”ucap pria itu sinis.

“bagaimana mungkin kau melupakanku?aku arnetta teman kecilmu yang pergi  6 tahun silam untuk meneruskan sekolahku di cina,masa begitu saja tidak ingat.”kataku sambil manyun dan melipat kedua tanganku.

“aku bergurau nona,mana mungkin ku melupakan gadis sipit keturunan indo-cina yang dulunya sahabat kecilku.”kata pria itu sambil mencolek daguku dan tertawa kecil

“kau berbicara seakan tidak ada keturunan cina saja,lihat,jika kau tertawa saja sudah tidak terlihat bola matamu,apakah itu tidak sipit?tunggu,tadi kau bilang dulu?apa sekarang aku bukan sahabat kecilmu lagi?“

”tentu saja tidak,memangnya kau mau di bilang kecil terus,kita kan sudah kelas 11 sudah bukan anak kecil lagi,mengerti?”

“oh jadi itu maksudmu,aku mengerti,aku tak menyangka akan sekelas denganmu ryan  bagaimana keadaanmu dan keluarga?apa kau baik-baik saja selama tak ada aku di sini,apakah rumahmu masih di samping rumah ku?mengapa tadi pagi aku tak meliatmu?oh iya hampir saja aku lupa menanyakan kepadamu,bagaimana keadaan bukit di belakang rumah,apakah masih tampak indah seperti dulu,lalu bagaimana dengan ayunan yang sering kita naiki apakah masih ada?ryan jawab aku jangan hanya diam saja.”

“heii kupikir selama 6 tahun di cina membuat mu lupa akan berbicara bahasa Indonesia ternyata bahkan kau tampak lebih fasih berbicara ketimbang aku.”kata ryan sambil tetawa kecil

“kau meledekku?menyebalkan?”kataku sambil memandang ryan sinis

“sepulang sekolah kita akan ke bukit asalkan kau diam sekarang,sepetinya guru itu mulai curiga karna kau banyak mengoceh.”kata ryan sambil memandangi guru dan langsung pura-pura menulis.akupun menengok kearah guru itu dan langsung menutupi mukaku dengan buku milik ryan karna bahkan aku belum mengeluarkan apa-apa dari tas ku.

Bel pulang berbunyi aku dan ryan segera berjalan menuju bukit yang kami maksud  karna jaraknya tidak jauh dan tak terasa kami telah sampai di bukit tsb,aku langsung duduk diayunan.

“hmm bukit ini tak banyak berubah,udaranya masih segar.”
“sejak kau pergi aku hampir tak pernah kemari.”kata ryan sambil mendorong ayunan yang aku naiki
“aku tak menyangka akan bersamamu lagi disini.”
“ya takdir mempertemukan kita lagi disini.”
“bukan takdir tapi aku yang bertekad bertemu dengan mu.”kataku kesal
“kau masih tak pecaya takdir rupanya.”
“tentu saja,karna bagiku hi….”kata-kataku terpotong
“hidup itu sepenuhnya kita yang mengatur dan merencanakan?kau masih berpegang teguh dgn prinsip konyolmu itu?.”ryan tampak mengambil nafas dalam2”hahhhh,neta buka mata mu,takdir itu ada.kau ingat ketika kau terpisah oleh ibumu hanya karna layangan ku dan aku mengatarmu kerumah yang ternyata di sebelahku dan kau merupakan siswi baru di sekolahku yg satu kelas denganku dan hebatnya lagi kau sebangku denganku dan pada saat itu kita bersahabat sampai ahirnya kau kecina yg merupakan kampungmu sekaligus aku  dan kembali sebangku denganku lagi,apakah itu tidak cukup membuktikan kalau takdir itu ada?”

Aku mengingat pada saat aku pergi dengan ibuku dan aku melihat ada layangan putus aku pun mengejarnya dan ternyata ryan pemilik layangan itu,ia mengambilnya dariku,saat ku ingin ke ibu ternyata ibu tidak ada di sampingku,aku menangis tapi ryan menenagkanku dan ia meminta alamatku,ku beritahu alamatku ia tertawa karna ternyata rumahnya dengan ku bersebelahan,kalau soal sekolah,ayahku yang memilih tentu aku tak tahu soal ryan ada di sana.apakah itu takdir?kurasa itu sebuah kebetulan.“sudahlah aku tak ingin berdebat dengan mu.”kata ku

“yaya.apakah kau akan terus di Indonesia,lalu mengapa kau baru sekarang ke sini?”
“kurasa begitu,ayah dan ibuku baru ada tugas di indonesia sekarang.”
“oh ya.”kata ryan sambil menyubit pipiku dan langsung berlari,aku yang tak terima pipiku di cubit langsung mengejarnya dan membalasnya dengan berlipat.ini adalah hal yang aku rindukan dari seorang ryan

**
1 tahun tlah ku lalui bersama ryan di Indonesia,tak terasa hari ini adalah penentuan kelulusan.aku dan ryan langsung menerobos kerumunan untuk melihat hasilnya.aku mencari namaku dan kudapati disebelah namaku terdapat bacaan LULUS,setelah melihat aku dan ryan langsung keluar dari kerumunan tadi,ketika telah keluar dari kerumunan aku langsung memeluk ryan sambil jingkrak2kan ryan pun membalas pelukanku.namun tiba2 aku teringat kata ayah,ibu aku langsung tertunduk lesuh.

“kau kenapa?bukannya kau lulus?””
“hah aku tak apa,hanya saja nilaimu lebih tinggi dariku.”
“huhhh payah masa nilai ku lebih tinggi dari nilai mu,tapi kurasa bukan itu alasanmu.”kata ryan
“yg terpenting aku lulus,dan kita hanya beda koma saja,selamat ya nilaimu nyaris sempurna.”
“jangan mengalihkan pembicaraan.”
“baiklah,sore ini aku akan ke cina,aku melanjutkan pendidkan ku di sana.”
“APA?kau bergurau.”
“yasudah kalau tidak percaya,aku pergi.”kataku yang langsung beranjak ingin pergi
“tunggu,kenapa secepat itu?”kata ryan sambil menghalangiku pergi
“semua begitu mendadak,3 jam lagi aku akan pergi dan sekarang aku harus kebandara,keluarga ku sudah berangkat ke bandara terlebih dulu.”
“ayo naik.”kata ryan yang sedang memakai helm dan menaiki motor ninja merah.
“dari mana kau dapat motor ini?cepat sekali.”sambil menaiki motor itu.
“pegangan yang erat.” Belum sampat neta berkata ryan tlah melajukan motornya dengan kecepatan tinggi,ahirnya mau tak mau aku langsung berpegangan kpda ryan.

“heii mau berapa lama lagi kau berpegangan dengan ku?”
“sudah sampai?cepat sekali.”
“itu karna kau yg tak mau berpisah denganku, cepat sana,keluarga mu tlah menunggu.”
“kau tak ingin mengantarku sampai ke depan?”
“tidak aku disini saja,neta maukah kau berjanji?”
“apa?cepat katakan.”
“jika suatu saat kita akan bertemu kau harus berjanji akan meyakini kalau itu takdir bukan kebetulan.”
“ya,jika.”kataku singkat
“aku akan buktikan padamu jika takdir itu ada dan 1 hal lagi aku menyukaimu jika kita berjodoh maka takdir akan mempertemukan kita.”kata ryan yang langsung melaju kencang.
**
Hari ini adalah hari pertama ku masuk sebagai mahasiswi di sebuah universitas yang cukup terkemuka di cina.aku langsung masuk ke ruangan ku,ku lihat hanya 1 bangku yang tersisa tepatnya di paling pojok tanpa pikir panjang aku langsung menuju bangku tersebut lalu aku langsung duduk.di seberang tempat dudukku ada pria yg memakai jaket  bertopi,aku berniat berkenalan dengannya.
“heii perkenalkan namaku ar….ryan itukah kau?”kataku sambil menatap wajahnya.
“neta kau masuk universitas ini juga rupanya.”
“kau pasti mencari tahu tentangku,iya kan?”
“bagaimana mungkin aku mengikutimu aku saja berada disini karna nilaiku.”
“jadi kau masuk vakultas ini karna beasiswa?bukankah orang tuamu mapan?”
“orang tua ku memang mapan,tapi masa nilaiku yg nyaris sempurna ini aku abaikan?sayang dong,hei apakah kau ingat janji mu?”
“yg mana?apakah aku pernah berjanji?.”
“kau tak ingat atau pura2 tak ingat?tentang takdir”
“yaya,takdir yang mempertemukan kita di sini bukan?”kata netta pasrah
“dan takdir yg menginginkan kau untuk menjadi pendamping ku,apakah kau bersedia netta?”
“tentu saja,kita akan menjalani hidup bersama sampai takdir memisahkan kita.”
**
dan kini aku tlah mempercayai takdir.bagaimana dengan mu?apakah kau percaya takdir?

The end

Komentar